Upaya Untuk Menyelamatkan UMKM Batik Dari Maraknya Impor Pakaian Bekas Terhadap Penggunaan Outfit Pada Generasi Z

 Upaya Untuk Menyelamatkan UMKM Batik Dari Maraknya Impor Pakaian Bekas Terhadap Penggunaan Outfit Pada Generasi Z


Generasi Z merupakan anak muda kekinian yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 yang menunjukkan kecenderungan memilih outfit pakaian sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini dapat diamati dengan maraknya impor pakaian bekas yang kini digemari oleh gen Z tersebut. Generasi Z cenderung lebih tertarik pada outfit impor dari luar negeri daripada outfit produk lokal Indonesia yaitu salah satunya batik. Sejumlah faktor pemasaran internasional turut berperan dalam menentukan trend ini sehingga menyebabkan penurunan minat penggunaan outfit batik di kalangan gen Z.

Adapun beberapa faktor pemasaran internasional di bawah ini yang menjadi penyebab turunnya minat penggunaan outfit batik di kalangan generasi Z sebagai berikut:

1. Trend global dan influencer

Trend mode global yang dipromosikan influencer internasional seringkali mendominasi pilihan outfit generasi Z. Outfit batik sebagai produk lokal dianggap kurang relevan atau ketinggalan zaman dalam persaingan trend mode global yang cepat berubah.

2. Persepsi harga dan kualitas

Batik lokal dianggap memiliki harga yang lebih tinggi daripada outfit impor. Sebagian gen Z lebih memilih investasi pada merek luar negeri dengan persepsi kualitas yang lebih tinggi. Hal tersebut tentu mampu memengaruhi keputusan pembelian gen Z terhadap outfit batik lokal.

3. Desain yang tidak sesuai dengan selera gen Z

Beberapa pengrajin batik kemungkinan belum sepenuhnya menyesuaikan desain batik dengan selera modern generasi Z. Desain yang terlalu tradisional atau klasik dapat membuat batik terlihat kuno di mata mereka.

4. Kurangnya kampanye pemasaran yang efektif

Promosi outfit batik yang dilakukan kemungkinan kurang intensif dibandingkan dengan merek impor dengan pengeluaran anggaran pemasaran yang lebih besar. Kurangnya eksposur terhadap outfit batik membuat gen Z tidak akrab dengan nilai-nilai positif dan keunikannya.

5. Kesadaran lingkungan

Meskipun outfit batik lokal dapat dianggap berkelanjutan, namun di sisi lain gen Z tidak sepenuhnya menyadari terhadap dampak positif atas gerakan mendukung UMKM dengan turut membeli dan menggunakan produk lokal.

Dalam menghadapi tantangan terhadap maraknya impor pakaian bekas, UMKM di Indonesia khususnya dalam industri batik perlu memanfaatkan strategi pemasaran internasional yang cerdas. Generasi Z sebagai target pasar yang kritis dan terhubung secara global menjadi segmen yang strategis untuk menyelamatkan UMKM dan melestarikan batik Indonesia. 

Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut antara lain:

1. Penggunaan platform e-commerce dan digital marketing

UMKM batik perlu merambah pada platform e-commerce dan memanfaatkan strategi pemasaran digital. Kampanye melalui media sosial, iklan daring, dan kerja sama dengan influencer dari generasi Z dapat meningkatkan visibilitas produk batik secara internasional.

2. Desain inovatif sesuai selera generasi Z

Mengintegrasikan desain batik yang inovatif dan sesuai dengan selera gen Z menjadi kunci keberhasilan. Motif yang modern, warna-warna yang fresh, dan pemakaian batik dalam potongan-potongan pakaian yang kontemporer dapat menarik perhatian pasar internasional.

3. Kolaborasi dengan desainer internasional

Kerja sama dengan desainer internasional yang populer di kalangan generasi Z dapat memberikan daya tarik tersendiri. Hal ini tidak hanya menciptakan kredibilitas bagi produk batik, tetapi juga membuka peluang penetrasi pasar yang lebih luas.

4. Program kemitraan global

UMKM batik dapat membentuk kemitraan dengan pelaku bisnis global yang memiliki misi keberlanjutan. Program ini tidak hanya mendukung UMKM namun juga menciptakan hubungan bilateral yang berkelanjutan dalam perdagangan outfit batik.

5. Edukasi tentang keberlanjutan

Generasi Z cenderung memilih produk yang berkelanjutan. Oleh sebab itu, kampanye edukasi terkait proses produksi batik yang ramah lingkungan dan beretika dapat menjadi strategi pemasaran yang efektif.

Dengan menerapkan strategi pemasaran internasional yang cerdas, UMKM batik dapat membangun citra global, meningkatkan daya saing yang pada akhirnya menyelamatkan industri ini dari dampak negatif terkait dengan maraknya impor pakaian bekas. Generasi Z memiliki potensi besar sebagai agen perubahan dalam mendukung keberlanjutan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Hal ini menciptakan kesadaran akan keindahan dan nilai historis di balik setiap motif batik yang mendorong apresiasi terhadap keberagaman seni tradisional. Di sisi lain dengan mengintegrasikan outfit batik dalam gaya berpakaian sehari-hari pada generasi Z, maka hal tersebut turut membantu dalam membangun gerakan kesadaran kolektif untuk mendukung keberlanjutan ekonomi dan keberagaman budaya lokal.



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Upaya Untuk Menyelamatkan UMKM Batik Dari Maraknya Impor Pakaian Bekas Terhadap Penggunaan Outfit Pada Generasi Z"

Posting Komentar